Skip to main content

Kasihan ya, makannya 'hanya' tempe...

Sepertinya sangat gampang untuk mengasihani orang lain. Ketika melihat seseorang tidak bekerja di perusahaan yang besar, atau perusahaan yang "biasa saja," kadang orang lebih mudah untuk mencetuskan kalimat, "kenapa enggak kerja di sana aja? Gajinya kan lebih besar, ada jaminan kesehatan juga. Pokoknya hidup kita terjamin, deh!" Kita belum sempat bertanya, "bahagia enggak kamu kerja di sana?" atau bertanya, "Kamu nyaman ya dengan pekerjaanmu?" karena kebanyakan orang mengukur kenyamanan dan kebahagiaan hidup dari materi yang dimiliki.

Perkenalkan. Nama saya Audrey Gabriella. Umur 26 tahun dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Saya seorang penerjemah lepas dan admin akun media sosial lepas juga. Penghasilan saya tidak tetap. Kesibukan saya yang pasti adalah belajar bahasa Perancis sampai saya mendapatkan diploma DELF B2 agar dapat melanjutkan sekolah S2 di Perancis pada tahun 2016. Apakah saya bahagia? Sejauh ini iya dan saya cukup bangga akan apa yang sedang saya lakukan. Kalaupun saya mengeluh sedikit soal tipisnya uang jajan, toh itu keluhan sesaat. Banyak cara saya yang bisa membuat saya bisa bahagia lagi, misalnya dengan memakan roti lapis Ovomaltine.

Tapi enggak semua orang melihat saya sebagai sosok yang bahagia. Menurut sebagian orang karena saya enggak sesibuk perempuan lain yang seusia saya, yang bekerja kantoran, maka saya enggak bekerja. Tidak bekerja, maka uang saya pas-pasan. Uang pas-pasan, maka saya enggak bisa makan enak atau belanja baju baru atau hunting lipstick baru. Kalau itu semua tidak terpenuhi, maka bisa dibilang saya enggak bahagia.

Gampang buat orang lain untuk mengasihani seseorang, maka mereka memberi nasehat agar orang tersebut mencoba terobosan baru agar hidupnya lebih baik. Lebih baik dalam standar siapa? Standar mereka atau orang tersebut? Bagaimana kalau sejauh ini bisa makan roti lapis isi Ovomaltine sudah cukup baik? Hal ini sama halnya seperti mengasihani orang yang tiap hari makannya nasi dengan tempe dan tahu. Bagi yang setiap hari makan daging, hal tersebut patut dikasihani. Tapi buat mereka? Mungkin makan nasi dengan tempe dan tahu sudah cukup. Bisa makan daging ya...jadi bonus.

Comments

Popular posts from this blog

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita diser

Movie Review: Delicacy (2011)

  Sutradara: David Foenkinos, Stephane Foenkinos Pemain: Audrey Tatou, Francois Damiens Genre: Romantic-comedy Udah sebulan terakhir ini pengin banget nonton film Perancis. Tapi karena enggak tahu film yang bagus apa, jadinya tertunda terus. Sampai tadi malam ketika lagi Saturdate sama temen kantor saya, Nana, kami memutuskan untuk pergi ke festival Europe on Screen 2014. Setelah memilih-milih film yang kira-kira bagus, akhirnya kami pilih film Delicacy yang diputar di Goethe Institute, Menteng. Awalnya milih film ini karena yang main Audrey Tatou dan lokasinya enggak jauh. Pas dibilang film ini ber- genre romantis, saya dan Nana agak takut jatuh bosan karena lagi malas nonton yang menye-menye bikin mewek. Tapi ternyata kami salah. Film ini....menyenangkan. Saya rasa semua orang yang juga menonton film ini akan setuju. Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Nathalie yang baru saja menikah dengan kekasihnya dan lagi bahagia-bahagianya. Tapi terjadi musibah,  s